RSS

Author Archives: androsive

About androsive

Seorang anak. Seorang mahasiswa. Seorang calon pendidik. seorang calon suami

Bicara Lahh . . .

Singkat aja ya, gue lagi berusaha ngumpulin sisa-sisa semangat gue sebagai calon Guru. Kemudian langiit bertanya, apakah kau telah kehilangan semangat nak? Bukan, aku hanya sedang bingung, terlalu banyak jalan di kanan kiriku, lalu aku memilih jalan kanan. Dan kenapa kanan? Apa karena aku bukan kidal? Bukan juga, hanya karena kesukaan? Bukan juga. Ini tentang sunnah, dahulukanlah yang kanan.

Bicara tentang sunnah, ada hal yang belum gue kerjain sampe sekarang. Sebenarnya itu hukumnya wajib, tapi kayaknya susah buat dihilangin dari pemikiran kepala gue. sebagai calon guru yang kelak akan menggurui mengajar tentu gue mesti punya sedikit skill buat mengajar tersebut. Dan  kemudian laangit bertanya lagi, stop ini mendung, langit gak bertanya, tapi dia menitipkan pesan pada hati gue “Can you teach well”? Dan ini sungguh jleb banget di dada gue. gue galau, gue dilemma, kemudian gue makan kasur (oke itu nggak). Ya gue akui, buat ngajar gue belum punya skill yang mumpuni, presentasi di depan kelas aja rasanya kaya mau mati, kringetan dingin trus panas, dingin lagi, gitu sampe mati. Ya gue akui yang namanya mengutarakan, bukan, mempresentasikan, hampir bener, oke menyalurkan itu gak semudah ngangkat truk (itu susah woy). Yang gue butuhin sekarang Cuma mental sekuat baja, oke alumunium aja buat permulaan, karena gue akui mental gue di depan kelas masihlah sebatas triplek, tau triplek? Kayu tipis yang kalo loe patahin pake tangan aja bisa, it’s so bad guys. Gue pengen bisa ngatasin permasalahan klasik ini semenjak gue masih SMA. Entah kenapa kalo di depan orang banyak gue serasa mau dimakan, dibunuh, trus mayat gue dibuang ke laut (dramatisasi).

sebenernya buat ngajar itu gampang kalo kita udah kebiasa presentasi, tapi masalahnya gue belum hhe.

Dan untuk masalah tips biar terbiasa ngomong di depan umum , apakah gue punya?

Check this out :

Kuasai materi

Yups betul banget banyak orang yang grogi berbicara didepan umum karena mereka gak mengusai materi, dengan mengusai materi kita akan jauh lebih siap dan percaya diri saat berbicara (anggap diri kita yang lebih pintar).

Berpikir Positif

Saatnya merevolusi hidupmu rusak pola perasaan grogi yang negatif dengan katakan pada dirimu bahwa brbicara depan orang banyak itu mudah, buat pertanyaan apa ruginya kalo kita grogi? apa nikmatnya bila kita bisa mengusai panggung dan berbicara dengan lantang dan penu semangat?. Rasakan perasaan ini resapi, bantu dengan gerakan penuh semangat kalo perlu masuk kamar mandi dulu lompatlah gengam tanganmu dan katakn aku bisa,akau bisa!

Pahami Audien Anda

Siapa yang ingin Anda ajak komunikasi? Orang tua, dewasa, remaja atau anak-anak. Biasanya orang yang merasa grogi karena mereka merasa berada “diluar” kelompok audien. Mereka tidak bisa masuk ke dalam dunia audien.

Buat mind maping

Petakan pikiran anda milikilah catatan kecil untuk membantu urutan persentasi. Peta pikiran akan sangat membantu agar tidak keluar dari jalur/ topic yang dibicarakan.

Buat great story pembukaan yang menarik dan closing yang tak terduga

Seperti halnya film berbicara ditentukan oleh menit pertama yang dahsyat yang akan membuat audience terpana dan penasaran menunggu lanjutannya. Menit pertama sangat lah menentukan , buatlah sebuah cerita, atau berceritalah sesuatu yang dekat dengan kehidupan kita, buatlah juga ending yang tak terduga lihatlah contoh steve jobs dan Ir.soekarno saat berbicara dan persentasi.

Berlatih dan berlatih

Seorang pembicara hampir sama dengan penerbang (pilot). Makin tinggi jam terbangnya, makin mulus pula take off dan landing serta semakin pintar dalam menghadapi setiap krisis yang timbul. Demikian juga dengan seorang pembicara, makin sering ia latihan dan tampil, makin mahir ia berbicara, bertindak, dan bersikap.

Milikilah keyakinan yang benar bahwa persentasi atau berbicara didepan umum itu mudah bila tau caranya . semua itu butuh proses dan latihan yang penting yakin dulu aja milikilah keyakinan bahwa berbicara didepan umum itu mudah, gampang, karena kita yang lebih tau dari mereka, karena kita lebih berani berbicara dari pada mereka yang hanya duduk didepan mendengarkan. semua itu mudah kalo kita anggap mudah, so ngapain grogi dan gugup gak ada gunanya kawan !

Dan apakah gue bisa aplikasiin itu semua? T.T Dunia itu kejam bung, praktek tak semudah teori yang terlihat, tapi intinya kita mesti berusaha, oke gue mesti usaha ngilangin itu semua.

Cukup deh postingan kali ini,.

Tetep sehat, tetep semangat.

ADIOS


 
Leave a comment

Posted by on February 15, 2012 in Kuliah

 

Slip Tilang Biru

Polisi (P) : Selamat siang mas, bisa lihat Sim dan STNK?

Saya (S) : Ok Pak…

P : Mas tau..kesalahannya apa?

S : Gak pak

P : Ini nomor polisinya gak seperti seharusnya (sambil nunjuk ke plat nomor mobil saya yg memang gak standar) sambil langsung mengeluarkan jurus sakti mengambil buku tilang…lalu menulis dengan sigap

S : Pak jangan ditilang deh… wong plat aslinya udah gak tau ilang kemana… kalo ada pasti saya pasang

P : Sudah…saya tilang saja…kamu tau gak banyak mobil curian sekarang… (dengan nada keras !! )

S : (Dengan nada keras juga ) Kok gitu! mobil saya kan Ada STNK nya pak , ini kan bukan mobil curian!

P : Kamu itu kalo di bilangin kok ngotot (dengan nada lebih tegas) kamu terima aja surat tilangnya (sambil menyodorkan surat tilang warna MERAH)

S : Maaf pak saya gak mau yang warna MERAH suratnya…Saya mau yg warna BIRU aja

P : Hey! (dengan nada tinggi) kamu tahu gak sudah 10 Hari ini form biru itu gak berlaku!

S : Sejak kapan pak form BIRU surat tilang gak berlaku?

P : Inikan dalam rangka OPERASI, kamu itu gak boleh minta form BIRU… Dulu kamu bisa minta form BIRU… tapi sekarang ini kamu Gak bisa… Kalo kamu gak kamu ngomong sama komandan saya (dengan nada keras dan ngotot)

S : Baik pak, kita ke komandan bapak aja sekalian (dengan nada nantangin tuh polisi)

P : (Dengan muka bingung) Kamu ini melawan petugas!?

S : Siapa yg melawan!? Saya kan cuman minta form BIRU… Bapak kan yang gak mau ngasih

P : Kamu jangan macam-macam yah… saya bisa kenakan pasal melawan petugas!

S : Saya gak melawan!? Kenapa bapak bilang form BIRU udah gak berlaku? Gini aja pak saya foto bapak aja deh… kan bapak yg bilang form BIRU gak berlaku (sambil ngambil HP)

P : Hey! Kamu bukan wartawankan! ? Kalo kamu foto saya, saya bisa kandangin (sambil berlalu)

S : Saya kejar itu polisi dan sudah siap melepaskan “shoot pertama” (tiba-tiba dihalau oleh seorang anggota polisi lagi )

P 2 : Mas, anda gak bisa foto petugas sepeti itu

S : Si bapak itu yg bilang form BIRU gak bisa dikasih (sambil tunjuk polisi yg tilang saya) lalu si polisi ke 2 itu menghampiri polisi yang tilang saya, ada pembicaraan singkat terjadi antara polisi yang menghalau saya dan polisi yang nilang saya akhirnya polisi yg menghalau saya mendatangi saya.

P 2 : Mas mana surat tilang yang merah nya? (sambil meminta)

S: Gak sama saya pak…. Masih sama temen bapak tuh (polisi ke 2 memanggil polisi yang nilang saya )

P : Sini tak kasih surat yang biru (dengan nada kesal) Lalu polisi yang nilang saya menulis nominal denda sebesar Rp.30.600 sambil berkata “nih kamu bayar sekarang ke BRI … lalu kamu ambil lagi SIM kamu disini, saya tunggu”.

S : (Yes!!) Ok pak ..gitu dong kalo gini dari tadi kan enak… (langsung ke ATM) Hatiku senang banget walaupun di tilang, ngasih pelajaran berharga ke polisi itu….

Kalo ditilang kita berhak minta form Biru, gak perlu nunggu 2 minggu untuk sidang Jangan pernah pikir mau ngasih DUIT DAMAI…. Mending bayar mahal ke negara sekalian daripada buat oknum!

PS :

SLIP MERAH, berarti kita menyangkal kalau melanggar aturan Dan mau membela diri secara hukum (ikut sidang) di pengadilan setempat.Itupun di pengadilan nanti masih banyak calo, antrian panjang, Dan oknum pengadilan yang melakukan pungutan liar berupa pembengkakan nilai tilai tilang. Kalau kita tidak mengikuti sidang, dokumen tilang dititipkan di kejaksaan setempat, disinipun banyak calo dan oknum kejaksaan yang melakukan pungutan liar berupa pembengkakan nilai tilang.

SLIP BIRU, berarti kita mengakui kesalahan kita dan bersedia membayar denda.Kita tinggal transfer dana via ATM ke nomer rekening tertentu (kalo gak salah norek Bank BUMN). Sesudah itu kita tinggal bawa bukti transfer untuk di tukar dengan SIM/STNK kita di kapolsek terdekat dimana kita ditilang.You know what!? Denda yang tercantum dalam KUHP Pengguna Jalan Raya tidak melebihi 50ribu! dan dananya RESMI MASUK KE KAS NEGARA.

Di ambil dari Forum Kaskus n YVCI

Baru tau klo ternyata kita bisa minta Slip Biru untuk d bayar langsung ke Bank

Jadi ga perlu nunggu sidang….

 
Leave a comment

Posted by on February 7, 2012 in Curhat

 

UJIAN SEMESTER TIGA

Gue lagi di depan tv, mantengin laptop. Oke jadi gue nonton tv apa laptop? Kenapa ambigu banget sih. Oke, gue di depan tv tapi gue lebih milih pacaran sama si cocom, panggilan sayang buat compaq yang udah setengah taunan ini nemenin gue. Dan nggak seperti biasanya gue lagi getol-getolnya nulis. Umm it just when you find your old spirit. Ya gue emang lagi semangat banget nerusin komunikasi lewat tulisan ini. Kali ini bukan lewat hape, kasian banget liat 3110c gue, udah sekarat abis tinggal nunggu kapan dimakan anjing. Yah, semua semangat ini dimulai gara-gara baca blog.nya bang Alit Susanto, Mapala terlanjur lama lewat tulisan apa judulnya gue lupa. Tapi intinya disitu kalo loe nulis orientasinya jangan pada uang, loe bakal ngalamin apa yang dinamain stagnansi.

Masuk tema nih, deadline (sok penulis), well kalo diitung dari pertama gue kuliah di sini udah keitung setahun setengah kali ya jadi mahasiswa, terharu banget deh (lebay). Dan gue  kali ini dihadapkan pada situasi yang hampir semua mahasiswa nggak bakal suka tiap semesternya. Tau apa, tau apa, tau apa, oke itu udah tiga kali. Ya UAS. UAS? Ujian Akhir Sekolah? Bukan. Ujian Akhir Semester dodol.

Tiap kali Ujian entah kenapa rasanya gak ada yang spesial. Ini seperti diskriminasi pada jenis Ujian satu ini. Oke, kita flashback pada masa-masa dulu gue masih jadi anak sekolah, waktu gue masih muda.

Kita mulai dari masa putih merah, waktu gue masih ileran, waktu gue suka ingusan dan pipis di celana. Waktu itu emang kalo ada tes, waktu itu masih sistem “cawu”, gak tau “cawu”? Oke, cawu itu sistem tahun pelajaran yang dibagi ke 3 bagian. Dalam setaun kita  bakal ngalamin 3x test, gue sebut aja sistem 4 bulanan. Jadi tiap 3 bulan gue bakal dapet sekali tes. Dan ini menurut gue lebih efektif dari sistem yang dinamakan Semester. Pada awalnya gue bersorak sorai gembira ria (oke itu lebay). Sesuai dengan namanya “semester”, sistem 6 bulanan. Berarti tiap 6 bulan gue bakal dapet sekali tes. Tapi apa yang terjadi, deng deng deng deng (mencekam). Sistem yang menurut gue nggemesin banget ini harus dinodai sama yang namanya UTS, Ujian Tidak Senang, bukan, Ujian Tengah Semester. It’s so kampret kan. Bayangkan, gue mesti menempuh 4x, sekali lagi 4x tes setaun, dan itu sungguh gak menyenangkan. Tapi tak apalah, Ujian yang banyak itu akhirnya menempa gue buat jadi lebih senewen rajin.

Kemudian beranjak ke masa putih biru, yang gue rasa adalah masa tersukses dalam kehidupan percintaan pendidikan gue. Tanya kenapa? Bukannya sombong, tapi gue dulu akan yang pinter men. Dari 6 semester yang gue lalui di masa itu, gue selalu dapet peringkat teratas #terharu.

Jadi anak SMA, Sekolah Mulai Ayank-ayank-an. Ini gak Cuma berlaku buat gue doang, tapi buat seantero siswa-siswi SMA se-Indonesia dari sabang sampai merauke. Oke, ini gak bahas masa-masa pacaran, tapi masa-masa UAS. Buat tahun pertama bolehlah gue berbangga hati, seenggaknya gue masih peringkat 5 besar, karena waktu itu gue masih niat buat tekun belajar dan tekun menyontek, why not? Menyontek itu ga salah bung, Cuma dapet dosa aja hehe. Dan petaka biasanya datangnya tuh waktu tahun kedua, waktu nakal-nakalnya anak SMA. Oke, gue jujur, gue bukan anak nakal, tapi apa yang membuat nilai gue anjlok? Tak lain dan tak bukan adalah gara-gara sesosok mahluk bernama perempuan A.K.A cewek. Ya, itu yang merubah kehidupan pendidikan gue. Gue gak maksud nyalahin cewek, tapi gimana lagi, yaudah disalahin ajadeh. Walaupun akhirnya happy ending dengan gue lulus walaupun sebelumnya gue mutus dia.

And well akhirnya gue kuliah, situasi tes tetep aja sama dari dulu. Tengok kanan, tengok kiri, depan, belakang, serong kanan kiri, dkk. entah mengapa sistem perUjian di negeri ini belum bisa berubah jadi lebih baik (sok). Yang beda dari sistem Ujian di masa perkuliahan itu jarang ada sistem soal pilgan, secara dari jaman gue SD sampe SMA tiap Ujian pasti dapetnya pilgan. Tapi ini beda, kita dapet soal essay paling 5 soalnya (buat Mata Kuliah Umum) tapi jawabannya bisa 2 lembar folio bolak balik. Itu sungguh nggak manusiawi men. Secara tulisan gue di bawah standar, itu sama aja pelecehan harga diri tulisan gue.

Well, penghujung cerita Putri dan Pangeran hidup bahagia selama-lamanya (nggak nyambung). Dan terima kasih buat yang sengaja atau nggak sengaja buat baca atau sekadar lewat ngintip tulisan ini.

Tetap sehat, tetap semangat.

 
2 Comments

Posted by on February 6, 2012 in Kuliah

 

Resensi : Manusia Setengah Salmon

Judul buku : Manusia Setengah Salmon
Pengarang : Raditya Dika
Penerbit : Gagas Media
Edisi cetakan : I
Tahun terbit : Desember, 2011
Tebal buku : 272
Harga buku : Rp 42.000

Dunia sastra Indonesia kini dibanjiri dengan buku-buku kumpulan cerpen bertemakan komedi. Buku kumpulan cerpen yang berjudul Manusia Setengah Salmon karya Raditya Dika ini misalnya. Buku keenam yang ditulis setelah Marmut Merah Jambu juga mendapat respon yang sangat besar dari pembaca. Antusiasme ini dapat terlihat dari banyaknya pembaca setia buku-buku Raditya Dika menunggu peluncuran buku ini.

Buku keenam ini memiliki format penulisan yang sama dengan buku sebelumnya. Buku ini ditulis dengan gaya khas Raditya Dika yaitu menjelek-jelekkan diri sendiri. Bukunya juga akan lebih tebal sedikit dibandingkan Marmut Merah Jambu. Berbeda dengan buku-buku Radit sebelumnya, Manusia Setengah Salmon tidak ada pre-order (pesan duluan) resminya.

Berikut cuplikan cerita dari suatu bab di buku ini :

Nyokap memandangi penjuru kamar gue. Dia diam sebentar, tersenyum, lalu bertanya, ‘Kamu takut ya? Makanya belom tidur?’
‘Enggak, kenapa harus takut?’
‘Ya, siapa tahu rumah baru ini ada hantunya, hiiiiii…,’ kata Nyokap, mencoba menakut-nakuti.
‘Enggak takut, Ma,’ jawab gue.
‘Kikkikikiki.’ Nyokap mencoba menirukan suara kuntilanak, yang malah terdengar seperti ABG kebanyakan ngisep lem sewaktu hendak photobox. ‘Kikikikikiki.’
‘Aku enggak ta—’
‘KIKIKIKIKIKIKIKI!’ Nyokap makin menjadi.
‘Ma,’ kata gue, ‘kata orang, kalo kita malem-malem niruin ketawa kuntilanak, dia bisa dateng lho.’

‘JANGAN NGOMONG GITU, DIKA!’ Nyokap sewot. ‘Kamu durhaka ya nakut-nakutin orang tua kayak gitu! Awas, ya, kamu, Dika!’

‘Lah, tadi yang nakut-nakutin siapa, yang ketakutan siapa.’

Setelah membaca kalimat-kalimat dalam buku yang memuat 19 bab ini, saya simpulkan bahwa penulis mempunyai paradigma yang unik dalam menyikapi sebuah pengalaman ataupun kejadian yang ia alami. Cerita yang diceritakan dalam buku ini bercerita tentang pindah rumah, pindah hubungan keluarga, sampai pindah hati. Simak juga bab berisi tulisan galau, observasi ngawur, dan lelucon singkat khas Raditya Dika. Dan juga, akan ada komik di beberapa bab, ada ilustrasi juga di beberapa bab yang di buat oleh Ardiano Rudiman.

Hal menarik lainnya adalah teknik penceritaan dalam buku ini. Radit berhasil meramu pengalaman-pengalaman kecilnya dengan gaya humor dan bisa ditertawakan oleh pembacanya. Radit menggunakan bahasa gaul seperti “lo” dan “gue’ sehingga buku ini cocok dibaca oleh kalangan remaja yang berharap jadi gaul. Selain itu, buku ini berisi lelucon-lelucon yang bisa menemani waktu senggang dan sebagai pengganti dongeng sebelum tidur.

Sayangnya, bahasa yang digunakan dalam buku ini terkesan terlalu vulgar dan menjelek-jelekkan diri. Kalau dilihat dari keseluruhan isi buku, kebanyakan isi buku ini menceritakan tentang kebodohan dan kesalahan-kesalahan penulis. Ini menunjukkan seakan-akan kebodohan dan kesalahan patut untuk ditertawakan.

Asalnya judul buku ini adalah Salmon Galau. Tapi, kemudian Radit mengubah judunya jadi Manusia Setengah Salmon. Kenapa judulnya harus diganti dengan Manusia Setengah Salmo ? Penasaran kan ? Jangan lupa tanggal terbitnya, 24 Desember ini !

 
Leave a comment

Posted by on February 5, 2012 in Resensi

 

Getting Political Support

The text below is for the first part of this podcast.

Helen: Okay, your schedule today is very busy. First, you’re meeting with a group of constituents concerned about the environment. Then, you’re speaking to a group of factory workers. At noon, you’ll be having lunch with a group of high-power donors. 

Mikhail: When I signed on as a candidate, I had no idea I’d have to pander to every group out there to gain their support.

Helen: Don’t think of it as pandering. Think of it as rallying the troops. People in this state need a leader and you’re their great white hope.

Mikhail: I decided to run because I wanted to be a voice of reason in the partisan bickering. I didn’t sign on to be a poster boy for my political party.

Helen: You can make a difference when you get elected, but first things first: you need to get elected. Ready to go?

Mikhail: What happened to the good old days when all you had to do was a little gerrymandering to get elected?

Helen: I’m glad you brought that up. Your meeting with the committee on redistricting is this afternoon at 2:00.

Mikhail: I’m sorry I asked!

Then, you can continue listening this podcast.

For the audio you can listen here or you can download here

 
Leave a comment

Posted by on January 20, 2012 in Listening

 

UJIAN PASTI BERLALU

Oke, oke sekian lama gue mencari ide buat nyari judul postingan baru ini, dan akhirnya terereret (terharu) gue dapet judul ini “UJIAN PASTI BERLALU” pas lagi mandi sore ini. Kenapa Ujian dan kenapa pasti berlalu. Oke, simpel aja. Gue mau Ujian dan gue (gak cuma gue sebenernya), tapi seluruh Mahasiswa Indonesia tentunya pengen banget Ujian cepet kelar trus liburan. Kita udah hidup kalo kita udah menikmati hasil jerih payah kita.

Kronologinya gini :

Kita Usaha

Kita berhasil

Trus kita liburan

Itu kalo rencana kita berhasil sesuai rencana.
KALO NGGAK hasilnya bakal gini

Kita Usaha

Ketahuan

Gagal Liburan

Intinya kita mesti mempersiapkan semua waktu Ujian dengan matang biar gak nyesel kemudian. Tapi tenang, yang namanya Ujian juga bakal berlalu kok. Inget, Tuhan Yang Maha Kuasa gak bakal ngasih Umatnya Ujian di luar kemampuan Umatnya kok.
Hidup Mahasiswa.

 
Leave a comment

Posted by on January 20, 2012 in Kuliah

 

How to Deliver Speech

Well, sometimes we are in difficult situation, we must deliver speech in front of a lot of people.

Here are some tips how to deliver speech as well.

1. Approach the podium confidently and put your notes in a place where you can see them easily.
2.  Stand up straight with your feet shoulder-width apart. Look at the audience, pause and begin speaking. If there is no microphone, project from your diaphragm, not your throat.
3 . Set the tone in your introduction with appropriate facial expressions and diction, and a specific mood (such as folksy or hard-hitting).
4. Make eye contact with people in different parts of the audience, including the back row.
5. Pause briefly after you state key points to allow the audience time to absorb the information. Also, use natural and relaxed hand gestures and facial expressions to emphasize certain points.
6. Pronounce your words clearly and vary your rate, pitch and volume to keep the delivery lively.
7. Refresh your memory by periodically glancing at your notes, but avoid reading from your notes directly unless you are reading a long quotation.
8. Close your speech by thanking the audience and then confidently exiting the stage.
However, the most important  thing in delivering speech is you must have good mentality. Just speak what you want to speak and don’t be afraid doing mistakes.
 
Leave a comment

Posted by on January 20, 2012 in Speaking